Langsung ke konten utama

Gas Air Mata Polisi Melukai Anak-Anak di Masjid Sekayu


Aksi demonstrasi yang digelar oleh aliansi mahasiswa seluruh Semarang dengan tema “Jateng Bergerak: Adili dan Turunkan Jokowi” hari ini berubah menjadi kekacauan setelah terjadi bentrokan dengan aparat kepolisian. Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap upaya DPR untuk merevisi undang-undang terkait putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 60/PUU-XXII/2024, yang mengubah ambang batas pencalonan kepala daerah dari jumlah kursi DPRD menjadi berdasarkan daftar pemilih tetap (DPT). (26/08/2024) 

Demo yang juga dihadiri oleh sejumlah siswa STM untuk memberikan dukungan kepada mahasiswa berubah menjadi ricuh saat aparat kepolisian menembakkan gas air mata ke arah massa untuk membubarkan kerumunan. Sayangnya, gas air mata tersebut mengenai Masjid Sekayu, di mana terdapat anak-anak TPQ yang tengah mengaji.

Kronologi kejadian di masjid Sekayu bermula ketika tim demonstran dari kelompok Hayamwuruk mundur sejenak untuk melaksanakan salat Maghrib di masjid tersebut. Tak lama setelah itu, gas air mata mulai masuk ke dalam masjid yang kemudian menyebabkan anak-anak yang sedang mengaji mengalami iritasi mata yang parah, beberapa di antaranya bahkan tak sadarkan diri. Tak hanya itu, massa demonstran yang mundur ke arah masjid juga terkena dampak yang sama. Situasi mulai mereda sekitar satu jam setelah kejadian, namun dampak gas air mata masih dirasakan oleh warga sekitar dan para demonstran yang masih berada di lokasi. Warga yang berada di sekitar masjid pun mulai mengeluhkan dampak dari gas air mata tersebut, beberapa diantaranya mengalami iritasi mata dan kesulitan bernapas.

Reaksi keras muncul dari masyarakat dan aktivis yang mengecam tindakan kepolisian yang dinilai lalai dalam penggunaan gas air mata, terutama karena korban yang masih anak-anak. Insiden ini semakin memperkeruh suasana, mengingat demo yang dilakukan pada hari ini bertujuan untuk mengawal putusan MK yang dianggap sebagai benteng terakhir dalam menjaga demokrasi di Indonesia.

Penulis: Zaenal Arifin
Redaktur: Tegar Budi Hartadi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menengok Kembali Sejarah Perkembangan Gawai Dari Abad 19 Sampai Sekarang

Sumber foto: https://www.ngerangkum.com Memasuki abad ke-20 kehidupan manusia mulai disibukkan dengan berbagai macam perubahan yang terjadi secara evolusioner. Perubahan-perubahan tersebut terlihat mencolok pada aspek teknologi. Berbagai pembaruan dan kecanggihan teknologi dihadirkan dalam kehidupan manusia. Perlahan namun pasti, hadirnya teknologi mengubah hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Era saat ini juga bisa disebut dengan era digital, era di mana  aktivitas manusia bergantung pada teknologi. Lalu bagaimana bisa aktivitas manusia bergantung pada teknologi? Bahkan bisa dikatakan manusia tidak bisa lepas dari hal tersebut. Simpel sekali, sebut saja yang paling dekat dengan kehidupan manusia setiap harinya, yaitu gawai. Gawai atau nama lain dari gadget yang kemudian karena kecanggihan dan kepintarannya kita biasa menyebutnya dengan smartphone . Dari waktu ke waktu gawai telah mengalami perkembangan teknologi yang cukup signifikan. Jika dulu gawai hanya sebatas peng...

Mic UKM-U KSMW Diduga Disabotase Pasca Ungkap Keburukan Birokrasi

LPM REFERENCE— Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM-U) Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) terjun ke Gedung Serba Guna di Kampus 3 UIN Walisongo Semarang untuk melakukan expo UKM-U (11/08/2024). KSMW menampilkan orasi yang disampaikan oleh Kamil di hadapan mahasiswa baru angkatan 2024. Dalam orasinya, Kamil mengungkapkan fakta-fakta terkait kondisi birokrasi kampus yang dinilainya buruk. "Kalian adalah sapi-sapi perah penghasil UKT," ujar Kamil dalam orasinya. Namun, sesaat setelah pernyataan tersebut, microphone yang digunakan Kamil tiba-tiba mati. Meskipun demikian, Kamil tetap melanjutkan orasinya dan kembali menjelaskan mengenai UKM-U KSMW. Ketika Kamil menyebut istilah "UIN Komersil," microphone yang digunakan kembali mati. Kejadian ini memunculkan kecurigaan di kalangan peserta, terutama karena sebelumnya UKM-U Kopma yang juga menyampaikan presentasi tidak mengalami kendala teknis apapun. Bahkan, ketika KSMW mencoba menggunakan tiga microphone yang b...

Wacana Pelantikan Ormawa Diundur, Intergritas Dema Fisip Dipertanyakan

  Reference – Pelantikan organisasi mahasiswa  (ORMAWA) Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik UIN Walisongo Semarang, mengalami pengunduran jadwal dari yang sebelumnya tanggal 14 menjadi 17 Februari. Semarang (13/02/2025).  Alasan dari pengunduran jadwal ini karena ketidakprofesionalan dari DEMA dalam mengurus hal ini. Panitia pelantikan  yang harusnya dibentuk jauh jauh hari, tapi kenyataannya baru dibentuk pada hari rabu tanggal 12 februari. Ketidaksiapan ini tentu menjadi perhatian khusus bagi seluruh ORMAWA Fisip. Mengingat DEMA FISIP menjabat sebagai posisi tertinggi dalam ranah ukm dan ORMAWA FISIP Ketua DEMA FISIP sendiri juga mengatakan bahwa ketidaksiapan ini terjadi karena wakilnya belum kembali ke Semarang dikarenakan masih magang. " Panitianya belum dibentuk untuk wakilnya sendiri juga gak ada karena belum ke Semarang." Ujarnya. Bukan hanya itu, wakil dekan III FISIP mengatakan pencarian tempat baru dilakukan pada tanggal 13 Februari dan hingga kini tangg...