Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) dan Senat Mahasiswa (SEMA) UIN Walisongo Semarang mengadakan rapat dan konsolidasi akbar di Pendopo Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI). Acara ini mengundang seluruh jajaran pimpinan organisasi mahasiswa (ORMAWA) di lingkungan UIN Walisongo sebagai bagian dari upaya menyatukan visi dalam transisi penggabungan UKM fakultas ke tingkat universitas.
Namun, ada satu hal yang mengejutkan: tidak satu pun perwakilan dari DEMA dan SEMA Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) yang hadir. Absennya mereka menjadi pertanyaan besar, terutama karena mereka justru sibuk melakukan gladi bersih untuk pelantikan yang akan dilaksanakan keesokan harinya, 17 Februari 2025.
Keterangan ini diperoleh dari Dani, salah satu mahasiswa yang diwawancarai pada 17 Februari pukul 12.00 di Gedung Fakultas Syariah dan Hukum (FSH). Ia menyatakan, "Kami sedang sibuk menyiapkan pelantikan atau gladi bersih." Pernyataan ini mempertegas bahwa prioritas DEMA FISIP tidak sejalan dengan urgensi yang lebih besar yaitu memastikan transisi UKM berjalan lancar demi kepentingan mahasiswa.
Kemana Integritas DEMA FISIP?
Keputusan DEMA FISIP untuk mengutamakan pelantikan ketimbang menghadiri rapat dan konsolidasi akbar adalah bentuk kelalaian yang mencerminkan rendahnya komitmen mereka sebagai wakil mahasiswa. Bagaimana bisa sebuah organisasi yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam advokasi mahasiswa justru mengabaikan tanggung jawabnya?
Pertanyaannya, apa yang sebenarnya kalian kerjakan selama ini?
Berdiskusi tanpa solusi?
Membiarkan kebijakan berjalan tanpa perlawanan?
Atau sekadar menikmati jabatan tanpa kontribusi nyata?
Mahasiswa FISIP tidak butuh pemimpin yang sibuk dengan seremonial belaka. Kami butuh wakil yang berani bersuara, bukan sekadar simbol tanpa makna.
Permasalahan UKM Kalian di Mana?
Penggabungan UKM fakultas menjadi UKM universitas seharusnya menjadi perhatian utama DEMA FISIP. Hingga saat ini, masih belum ada kejelasan mengenai bagaimana transisi ini akan berjalan. Apakah DEMA FISIP telah melakukan sosialisasi? Bagaimana mekanisme adaptasi bagi UKM yang terdampak? Ataukah mereka hanya sibuk dengan agenda sendiri tanpa memikirkan dampaknya bagi mahasiswa?
Jika alasan mereka absen adalah kesibukan magang, PPL, atau agenda pribadi, maka jelas bahwa mereka tidak profesional. Jika sejak awal tidak mampu membagi waktu dan menjalankan tanggung jawab, lalu untuk apa mereka mencalonkan diri sebagai wakil mahasiswa?
Komunikasi yang Buruk, Kredibilitas yang Dipertanyakan
Komunikasi DEMA FISIP dengan mahasiswa sangat buruk. Informasi yang seharusnya disampaikan dengan jelas sering kali terlambat, tidak akurat, atau bahkan tidak pernah diumumkan sama sekali. Bukannya menjadi jembatan antara mahasiswa dan pihak fakultas, mereka justru menjadi tembok penghalang yang menghambat transparansi.
Bagaimana kami bisa percaya pada kepemimpinan kalian jika komunikasi internal saja kacau?
Pelantikan di Tengah Ketidakpastian Masa Depan FISIP Dipertaruhkan
Pada 17 Februari 2025, DEMA FISIP resmi dilantik. Namun, sejak sebelum pelantikan saja mereka sudah menunjukkan ketidakbecusan dalam mengemban amanah. Jika kondisi ini dibiarkan, apa yang akan terjadi pada FISIP di bawah kepemimpinan mereka?
Kebenaran yang sesungguhnya terletak pada tindakan bukan kata kata. Mahasiswa tidak butuh pemimpin yang hanya pandai berbicara, tetapi tidak mampu bekerja. Jika DEMA FISIP tidak segera berbenah, maka lebih baik mundur daripada menjadi beban bagi mahasiswa.
Ini bukan sekadar kritik. Ini adalah tuntutan pertanggungjawaban!
Komentar
Posting Komentar