Reference – Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Walisongo menggelar webinar bertajuk "Kembalikan TNI ke Barak! Revisi UU TNI dan Ambisi Mengembalikan Era Dwifungsi ABRI" pada Selasa (18/3/2025). Acara ini disiarkan secara daring melalui Google Meet, menghadirkan narasumber yaitu Drs. Nur Syamsudin, M.A., dosen ilmu politik, serta M. Iffatul Rizqy Adam, Ketua Himapolindo Korwil 4 Jateng-DIY 2023, dengan Frisillia Ananta sebagai moderator.
Dalam pemaparannya, Drs. Nur Syamsudin, M.A., menjelaskan dinamika hubungan sipil-militer di Indonesia sejak kemerdekaan hingga era Reformasi. Ia menyoroti bagaimana TNI, yang dahulu dikenal sebagai ABRI, memiliki peran dominan dalam pemerintahan melalui doktrin Dwifungsi ABRI di era Orde Baru. Reformasi 1998 menjadi titik balik dalam membatasi keterlibatan militer dalam politik, yang ditandai dengan lahirnya UU TNI Tahun 2004. Namun, revisi terbaru terhadap UU ini menuai kritik karena dianggap membuka kembali peluang keterlibatan militer dalam ranah sipil.
"Dengan adanya Revisi UU TNI ini menimbulkan kekhawatiran besar karena berpotensi mengembalikan konsep Dwifungsi TNI yang pernah diterapkan di masa lalu. Jika dibiarkan, ini bisa menjadi ancaman serius bagi demokrasi di Indonesia." ujar Drs. Nur Syamsudin.
Lebih lanjut, ia menguraikan beberapa kekhawatiran utama terhadap revisi UU TNI, termasuk kemungkinan militer kembali aktif dalam pemerintahan, kurangnya transparansi dalam pembahasannya, serta potensi pelanggaran hak asasi manusia jika militer kembali diberi kewenangan dalam urusan sipil.
Sementara itu, M. Iffatul Rizqy Adam menambahkan bahwa penting bagi masyarakat, khususnya mahasiswa, untuk terus mengawal isu ini agar demokrasi di Indonesia tetap terjaga. Ia menegaskan bahwa partisipasi publik dalam proses revisi undang-undang sangat diperlukan guna memastikan bahwa prinsip-prinsip demokrasi dan supremasi sipil tetap terjaga.
Menutup diskusi, Drs. Nur Syamsudin memberikan pesan kepada mahasiswa agar tetap kritis dalam menyuarakan isu-isu saat ini. "Mahasiswa sekarang ini menjadi satu-satunya kekuatan masyarakat sipil yang masih bisa diandalkan. Mahasiswa harus bersikap kritis dan berani menyampaikan pandangannya, serta mengajak teman-teman lain untuk mengkritisi bahaya yang bisa timbul. Teruslah berjuang dan menyuarakan kebenaran, meskipun ada tembok yang menghalangi," tegasnya.
Webinar ini menegaskan pentingnya transparansi dan peran mahasiswa dalam mengawal demokrasi. Drs. Nur Syamsudin berpesan agar mahasiswa tetap kritis dan berani menyuarakan kebenaran.
Penulis:Nirsina Gita Kamiliya
Komentar
Posting Komentar